Text
E-book Diktat Pengendalian Vektor
Di Indonesia Demam Berdarah pertama kali ditemukan di kota Surabaya pada tahun 1968, dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia dengan angka kematian 41,3 % dan sejak saat itu, penyakit ini menyebar luas ke seluruh Indonesia (Buletin Jendela Epidemiologi DBD 2010). Melihat dari banyaknya kasus DBD yang terjadi, program pencegahan dan pengendalian penyakit ini pun terus digalakkan dengan tujuan menekan rantai penularan virus dengue tersebut. Beberapa program yang sedang berjalan yaitu Juru Pemantau Jentik (Jumantik), pemberatasan sarang nyamuk (PSN), program 3M Plus, fogging dan kegiatan lainnya. Suksesnya suatu program dalam hal ini program pencegahan DBD, tergantung dari aktif atau tidak aktifnya partisipasi masyarakat untuk menyukseskan program tersebut. Sehingga dalam posisi ini peran aktif masyarakat sangat penting artinya bagi kelancaran dan keberhasilan program tersebut dan tercapainya tujuan secara mantap. Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dantungkainya ditutupi sisik dengan gari-garis putih keperakan. Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua.
Tidak tersedia versi lain