Text
Presiden Manusia 1/2 Binatang
Kekuasaan presiden tak jarang jatuh pada puppeteerisme yakni keadaan di mana ia tidak lebih dari sebuah boneka yang diatur oleh kekuatan eksklusif lainnya. Mengapa demikian? Pertama, presiden tidak mampu menjadi komando bagi kekuasaan eksternal itu. Ia justru tunduk pada kekuasaan mereka. Kedua, presiden memang mau terikat oleh kekuatan itu karena menguntungkan diri dan kelompoknya. Dengan demikian, presiden sesungguhnya telah mati dari ranah politik. Kematian itu dilihat dari dua arah. Pertama adalah kematian intrinsik (intrinsic death). Kematian ini merupakan gambaran kematian kehendak personal (personal will) dari kategorinya sebagai pemimpin. Integritasnya mengalami penyusutan ke tingkat yang paling rendah sehingga kesan personalitasnya terjungkal ke dalam hasrat animalitas seperti kerakusan dan korupsi. Hal ini merupakan bentuk degradasi moral dalam tema kepemimpinan saat ini. Kedua adalah kematian ekstrinsik (extrinsic death). Kematian ini merupakan kekalahan politis di mana presiden tunduk pada eksponen lain sehingga ia akhirnya berdiri hanya sebagai boneka dan barang mainan mereka. Eksistensinya mirip dengan kisah Pinochio (sebuah patung kayu yang menjadi manusia karena diberi nafas oleh peri). Kebebasannya berada di bawah spionase peri itu. Ia berada di bawah bayang-bayang ketakutan jika dikembalikan ke patung kayu. Dalam konteks ini, presiden sesungguhnya mengalami kematian dalam berbagai dimensi.
Tidak tersedia versi lain