Text
Pantja Sila : Cita-cita & relita
Siapa yang tidak dengar kata Pancasila , sejak kita duduk di bangku sekolah dasar sudah diajarkan hingga kita memasuki kuliahpun masih ada pelajaran tentang pancasila ( Kewarganeraan ). Tapi saat ini semua sudah hilang begitu saja, tak disadari keberadaan sudah dilupakan masyrakat Indonesia sendiri, bahkan tidak banyak yang mengerti persis arti sebenarnya Pancasila itu sendiri.
Menggunakan format historical monolog, film Panjta-sila: Cita-cita dan Realita berlatar dalam situasi sidang Badan Persiapan Usaha Kemerdekaan (BPU-PK) tanggal 1 Juni 1945 dan menggambarkan secara rinci tentang pidato Bung Karno (Tyo Pakusadewo) dalam memperkenalkan dan memperjuangkan falsafah negara Indonesia yang dikenal dengan nama Pancasila. Lewat pidato historical tersebut, Bung Karno secara gamblang menggambarkan cita-cita bangsa Indonesia yang terkandung dalam falsafah negara yaitu Pancasila. “Realita” yang tertera di judul film ini mencerminkan realita pahit hidup berkebangsaan yang tidak sama dengan apa yang dicita-citakan pada saat Indonesia merdeka namun tetap menjadi tujuan dasar Negara Pancasila itu sendiri.
“Pantja-sila: Cita-cita & Realita” berdasarkan dari buku : " Pedoman Untuk Melaksanakan Amanat Penderitaan Rakjat, Djilid 1 . Berisikan Pidato Presiden RI Ir. Soekarno dalam sidang BPU-PK tanggal 1 Juni 1945. Mencetuskan beberapa ide yang menjadi landasan bernegara, bagaimana Indonesia bisa berdiri sebagai negara yang merdeka. Pidato inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya Pantjasila. Film Dokumenter ini disutradarai sekaligus diproduseri oleh Tio Pakusadewo dan Tino Saroengallo. Mereka juga jadi penulis skenario film ini, berdurasi 80 menit kita akan disuguhi Monologue Dokumenter.
Yang menjadi alasan utama bagi Tio Pakusadewo melihat Pancasila sudah dimitoskan karena kesaktiannya dan bahkan muncul hari lahirnya Pancasila, namun dihati yang terdalam tak ada lagi yang dapat memahami sepenuhnya bahkan banyak usaha oknum lain ingin negara ini kacau, lihat saja beberapa kali ada kerusuhan antar RAS dan Politik menjadikan kedudukan Pancasila bergeser.
Tidak tersedia versi lain