Electronic Resource
E-book Perkembangan bioetanol G2 : Teknologi dan perspektif
Sumber energi merupakan hal pokok dalam pembangunan suatu bangsa. Pencarian berbagai sumber energi alternatif demi menggantikan peran minyak bumi untuk keperluan transportasi ataupun untuk keperluan lainnya menjadi investasi penting yang menunjang pembangunan bangsa pada masa depan. Selain itu,
disadari pula bahwa pencarian akan sumber energi yang lebih bersih telah menjadi tanggung jawab semua bangsa saat ini. Bioetanol merupakan salah satu bahan bakar terbarukan yang saat ini sudah dimanfaatkan di berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi
fosil, terutama bahan bakar minyak (BBM). Lebih dari 30 negara telah menggunakan etanol sebagai bahan pencampur BBM, mulai dari campuran 5% sampai 25% atau lebih. Selama ini bioetanol dibuat dari bahan pangan, seperti jagung, ubi kayu, atau bahan lain yang mengandung pati. Ada pula yang dibuat dari bahan yang mengandung gula, seperti nira, gula bit, ataupun tetes tebu. Ini menyebabkan kompetisi penggunaan komoditas tersebut antara sebagai bahan pangan atau sebagai bahan energi. Hal inilah yang menjadi penghambat peningkatan produksi bioetanol secara besar-besaran di Indonesia. Pencarian bahan baku lain—yang tidak berkompetisi dengan bahan pangan—dan mengandung lignoselulosa, misalnya yang berasal dari sisa pengolahan hasil pertanian, perkebunan dan sampah organik padat kota, menjadi perhatian berbagai lembaga riset di dunia. Masalahnya, teknologi pengolahan bahan-bahan tersebut lebih kompleks dibandingkan pengolahan menggunakan bahan baku pati atau gula. LIPI telah mengeksplorasi berbagai kemungkinan bahan baku yang berasal dari limbah lignoselulosa untuk produksi bioetanol. Beberapa di antaranya telah dan sedang dikaji pada skala pilot. Walaupun tidak xxi
mudah, peluang dan tantangan terus dihadapi bersama agar target nasional penggunaan bioetanol sebagai campuran bahan bakar dapat tercapai.
Tidak tersedia versi lain