Dari kamar mandi yang jauh dan sunyi saya ucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puisi. Sabda sudah menjadi saya. Saya akan dipecah-pecah menjadi ribuan kata dan suara. Tubuhku kenangan yang sedang menyembuhkan lukanya sendiri. Menggigil adalah menghafal rute menuju ibu kota tubuhmu. Lupa: mata waktu yang tidur sementara. Tuhan yang merdu, terimalah kicau burung dalam kepalaku. Kita adalah cin…
Telepon berkali-kali berdering, kubiarkan saja. Sudah sering aku terima telepon dan bertanya "Siapa ini?", jawabnya cuma "Ini siapa?" Ada dering telepon, panjang dan keras, dalam rongga dadaku. "Ini siapa, tengah malam telepon? Mengganggu saja." "Ini ibu, nak. Apa kabar?" "Ibu! Ibu di mana?" "Di dalam." "Di dalam telepon?" "Di dalam sakitmu." Ah, malam ini tidurku akan nyenyak. Mal…
"Rindu seperti sajak sederhana yang tak ada matinya. (2003) Setelah punya rumah, apa cita-citamu? Kecil saja: ingin sampai rumah saat senja supaya saya dan senja sempat minum teh bersama di depan jendela. (2004) Dengan kata lain, kamu tak akan pernah bisa membayar gurumu. (2004) Menggigil adalah menghafal rute menuju ibukota tubuhmu. (2005) Berilah kami rejeki pada hari ini dan ampu…
Mata waktu, mata sunyi: memanggil, menelan. Ceruk cinta yang haus warna. Ceruk perempuan. Malam ini aku akan tidur di matamu. * Daun-daun celana berguguran di senja tersayang. Di senja tersayang daun-daun celana berguguran. * Tangan kecil hujan menjatuhkan embun ke celah bibirmu, meraba demam pada lehermu, dan dengan takzim membuka kancing bajumu. * Aduh sayang, jarak itu sebenarnya…