“Sebagai pendorong kereta di pabrik sutra dengan upah yang sangat rendah, Xu Sanguan mencoba mencari tambahan uang dengan sering menjual darahnya. Ia berjuang menafkahi istrinya dan tiga putranya di masa Revolusi Kebudayaan, tanpa menghiraukan nyawanya semakin terancam. Ia terguncang ketika mengetahui putra kesayangannya ternyata terlahir sebagai hasil perselingkuhan antara istrinya dan seora…