Text
SEPATU DAHLAN: Trilogi Novel Inspirasi Dahlan Iskan
Mata berkunang-kuang, keringat bercucuran, lutut gemetaran, telina mendenging...
Siksaan akibat rasa lapar ini memang tak asing, tetapi masih saja berhasil mengukku...Sungguh aku butuh tidur, sejenak pun bolehlah. Supaya lapar ini terlupakan...
Kehidupan mendidik Dahlan kecil dengan keras. Baginya rasa perih karena lapar adalah sahabat baik yang enggan pergi. Begitu pula dengan lecet di kakinya, bukti perjuangan dalam meraih ilmu. Ya dia harus berjalan berkilo-kilometer untuk bersekolah tanpa alas kaki. Tak hanya itu, sepulang belajar, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukannya demi sesuap tiwul. Mulai dari nguli nyeset, nguli nandur, sampai melatih tim voli anak-anak juragan tebu.
Semua itu tak membuat Dahlan putus asa. Tak juga berarti keriaan masa kanak-kanaknya hilang. Ketegangan sang Ayah serta kelembutan hati sang ibu, membuatnya bertahan. Persahabatan yang murni menyemangatinya untuk terus berjuang. Dan apa pun yang terjadi. Dahlan terus berusaha mengejar dua cita-citanya sepatu dan sepeda.
Tidak tersedia versi lain