Living Art: Indonesian Artists Engage Politics, Society and History is inspired by the conviction of so many of Indonesia's Independence-era artists that there is continuing interaction between art and everyday life. In the 1970s, Sanento Yuliman, Indonesia’s foremost art historian of the late twentieth century, further developed that concept, stating: 'New Indonesian Art cannot wholly be und…
Indonesia’s President Soeharto led one of the most durable and effective authoritarian regimes of the second half of the twentieth century. Yet his rule ended in ignominy, and much of the turbulence and corruption of the subsequent years was blamed on his legacy. More than a decade after Soeharto’s resignation, Indonesia is a consolidating democracy and the time has come to reconsider the p…
In Authoritarian Modernization in Indonesia’s Early Independence Period, Farabi Fakih offers a historical analysis of the foundational years leading to Indonesia’s New Order state (1966–1998) during the early independence period. The study looks into the structural and ideological state formation during the so-called Liberal Democracy (1950–1957) and Sukarno’s Guided Democracy (1957â€â€¦
Sebagai anak desa yang bergaul dengan alam secara akrab, walaupun saya telah lama meninggalkan kampung kelahiran saya dan berada jauh di ibukota, rasanya saya tetap masih berada di tengan alam Takengon. Kota besar seperti Jakarta, di masa saya hidup, seolah-olah tidak merangsang saya untuk menulis puisi, mungkin karena rasa rindu saya kepada alam di mana saya hidup di masa kecil jauh lebih mere…
"Rindu seperti sajak sederhana yang tak ada matinya. (2003) Setelah punya rumah, apa cita-citamu? Kecil saja: ingin sampai rumah saat senja supaya saya dan senja sempat minum teh bersama di depan jendela. (2004) Dengan kata lain, kamu tak akan pernah bisa membayar gurumu. (2004) Menggigil adalah menghafal rute menuju ibukota tubuhmu. (2005) Berilah kami rejeki pada hari ini dan ampu…
Elizabeth Bennet dan Fitzwilliam Darcy sama sekali tidak cocok. Elizabeth menilai Mr. Darcy sebagai pria yang sok, angkuh, dan mengesalkan, sementara Mr. Darcy menganggap Elizabeth tidak anggun dan terlalu sering berprasangka. Mereka saling bermusuhan, bahkan sering kali saling melontarkan sindiran pedas.Tapi kebencian mereka berangsur menjadi ketertarikan. Seiring berja- lannya waktu, Eliza…
Queeny Chang atau Tjong Foek Yin lahir pada tahun 1896 adalah putri dari Tjong A Fie, orang terkaya di Indonesia asal Medan. Dalam buku ini, Queeny berkisah tentang perjuangan hidupnya sebagai putri orang kaya serta perjalanan hidup sang ayah dari pemuda miskin kemusian menjadi kaya raya setelah merantau dari daratan China ke tanah Sumatra dengan hanya bermodalkan uang 10 sen. Walau hidup…
Inilah 3 cerita tentang 3 sahabat pecinta kopi dan puisi yang memiliki 3 jalan yang berbeda untuk menemukan kebahagiaan sejati. Ilyaa Si Pencari Komitmen putus asa karena pacar putus nyambungnya, Wahyu malah berselingkuh. Donna Si Tak Peduli Komitmen dengan cueknya menikah dengan Galih tanpa menyadari bahwa Galih sesuatu yang freak. Dan, Shiva Si Takut Komitmen terus berharap mimpinya bersandi…
Dan sampailah buku ini di tangan Anda. Lalu apa? Seketika meletakkannya di rak buku? Sekadar membolak-balik halamannya? Atau membaca tulisan satu-dua penulis yang Anda kenal. Atau mungkin Anda membaca sedikit, seperempat, separuh, atau sebagian besar buku ini. Bagi Tempo Institute—barangkali juga bagi Garuda Indonesia dan GE, yang menjadi mitra kami tahun ini—semua pilihan itu sepenuhnya mi…
Bong jatuh cinta pada gadis yang dipanggil Keka. Itu biasa, karena selama ini ada lelaki lain yang juga naksir Keka. Juga biasa, kalau cinta menggebu sekaligus ragu tak berakhir di pernikahan. Yang tak biasa, Keka memberi nama anak perempuannya keka juga. Ternyata keka generasi kedua ini tertarik pada Bong, walau ia hamil dengan lelaki lain. Bong menyelamatkan bayi yang nyaris digugurkan. Bayi …