Sayap-Sayap Patah adalah karya terindah Gibran, mengisahkan takdir yang mematahkan sayap-sayap cintanya. Kasihnya yang tak sampai pada gadis Perancis, juga kepada gadis Libanon yang kemudian terpaksa menikah dengan pendeta demi keamanan, dan pada pengarang wanita Mesir yang tak pernah dilihatnya, merupakan rentetan yang mengharukan, mendalam, dan penuh makna. Kahlil Gibran melukiskan duka cita …
Canting, carat tembaga untuk membatik, bagi buruh-buruh batik menjadi nyawa. Setiap saat terbaik dalam hidupnya, canting ditiup dengan napas dan perasaan. Tapi batik yang dibuat dengan canting kini terbanting, karena munculnya jenis printing - cetak. Kalau proses pembatikan lewat canting memerlukan waktu berbulan-bulan, jenis batik cetak ini cukup beberapa kejap saja. Canting, simbol budaya ya…
Ia seorang gadis Belanda yang lahir di Nijkerk, sebuah kota kecil yang mirip desa besar. Sebetulnya, namanya Siebrigje. Akan tetapi, ia lebih suka dipanggil Siedjah. Nama itu diberikan oleh sahabat-sahabatnya di Hindia. Memang, sesungguhnya hidupnya baru dimulai pada tahun 1924. Di Hindia. Ketika itu, ia belum lagi berumur 20 tahun. Ia ingin mengembangkan sayap, ingin mencicipi kehidupan yang l…
Kajian terhadap teks Murtasiyah sudah banyak dilakukan, baik kajian terhadap teks naskah maupun kajian atas visual naskah. Akan tetapi, buku ini menyuguhkan kajian teks dan ilustrasi yang terdapat di dalam naskah tersebut secara berdampingan. Buku ini selain mengulas teks Murtasiyah sebagai gambaran objek, juga menyajikan data dan fakta mengenai narasi perempuan dalam konteks sejarah. Selain it…
Kerusakan lingkungan telah menjadi masalah pada saat ini. Rusaknya alam telah mengakibatkan terjadinya banyak bencana di bumi. Manusia yang seharusnya menjadi khalifah di bumi untuk menjaga serta merawat bumi justru banyak melakukan kerusakan pada lingkungannya. Hal inilah yang menjadi inspirasi para pengarang untuk mengangkatnya dalam karya sastra. Buku berjudul Sastra dan Ekologi yang ter…
Pengorbanan dan cinta Murad yang luar biasa terhadap Aceh, ternyata tetap tidak bisa membuatnya diterima di tanah kelahirannya sendiri. Di mana pun dia berada, nyawanya selalu terancam. Setelah menembak seorang anggota dewan, Murad menjadi buronan yang paling dicari. Selain pembunuh, dia juga dikecam sebagai penjahat paling kejam dan berbahaya. Dia juga diyakini hendak mengacau pemilihan umum …
Pada lanskap yang sureal, Margio adalah bocah yang menggiring babi ke dalam perangkap. Namun di sore ketika seharusnya rehat menanti musim perburuan, ia terperosok dalam tragedi pembunuhan paling brutal. Di balik motif-motif yang berhamburan, antara cinta dan pengkhianatan, rasa takut dan berahi, bunga dan darah, ia menyangkal dengan tandas. "Bukan aku yang melakukannya," ia berkata dan melanju…
"Aku tak percaya bapak-bapak anggota dewan, aku lebih percaya kepada dinding toilet."
Di puncak rezim yang penuh kekerasan, kisah ini bermula dari satu peristiwa: dua orang polisi memperkosa seorang perempuan gila, dan dua bocah melihatnya melalui lubang di jendela. Dan seekor burung memutuskan untuk tidur panjang. Di tengah kehidupan yang keras dan brutal, si burung tidur merupakan alegori tentang kehidupan yang tenang dan damai, meskipun semua orang berusaha membangunkannya.
Di akhir masa kolonial, seorang perempuan dipaksa menjadi pelacur. Kehidupan itu terus dijalaninya hingga ia memiliki tiga anak gadis yang kesemuanya cantik. Ketika mengandung anaknya yang keempat, ia berharap anak itu akan lahir buruk rupa. Itulah yang terjadi, meskipun secara ironik ia memberikan nama Si Cantik.